Rabu, 05 April 2017

LUTUNG KASARUNG


Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

sumber :http://www.lokerseni.web.id/2012/01/cerita-rakyat-lutung-kasarung.html

TIMUN MAS


Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.

Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.

Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.

Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.

Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.

Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.

Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.

Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.

Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.

Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.

sumber :http://www.lokerseni.web.id/2012/01/cerita-rakyat-timun-mas.html

cerita rakyat bawang putih dan bawang merah


Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.


sumber ;http://www.lokerseni.web.id/2012/01/cerita-rakyat-bawang-merah-dan-bawang.html


















GODAAN IMAN

GODAAN IMAN

Tulisan ke 69 ini adalah kisah nyata yang saya ambil dari narasumber guruku. Guruku mempunyai seorang teman bernama ustad sidik. Ia adalah orang yang terkemuka di daerahnya, karena ke shalehannya, ilmu agamanya, kepandaiannya dan iman ketaqwaannya yang tinggi. Ia juga bisa melihat atau menerawang (semacam punya ilmu supranatural gitu).
Suatu hari ia akan mendapat ujian hidup yang besar, yaitu ibu kandungnya sedang mengalami sakaratul maut. Di saat detik-detik menjelang sakaratul maut ibunya ini, ia di uji keimanannya oleh jin iblis setan penghasut untuk merontokkan keimanannya. Saat itu sudah seminggu ibunya mengalami sakit parah dan menjelang 3 hari kematian ibunya ia memerintahkan sang istri untuk mengabarkan tetangga-tetangganya.
Tetapi saat itu, sang istri sedang menimang bayinya yang masih 8 bulan dalam keadaan menangis rewel. Dan saat ustad sidik memanggil istrinya dan mengatakan maksudnya, sambil duduk di kursi samping ibu yang sedang tidur sekarat. Tiba-tiba ia mendapat perlakuan buruk dari istrinya. Istrinya membentak ustad sambil menyerahkan anak bayinya ke ustad.
“Saya tidak mau! Saya sudah tidak sanggup hidup bersamamu dan mengurus anakmu yang rewel ini mas, ini! Urus sendiri anakmu” kata istri sambil mata melotot dan bernada tinggi. Sang ustad pun mengehela nafas dan berkata lembut pada istrinya “dik, kamu kan tahu ibu sedang sekarat, dan tidak ada yang menunggu ibu disini, tolong mengertilah keadaan” pinta ustad.

sumber ;http://cerita-hantu.com/godaan-iman/

BONEKA CANTIK

BONEKA CANTIK

Tulisan ke 75 ini berawal dari sahabat sewaktu masih SD kelas 5. Maysaroh, suci, dan riri beserta ayu adiknya. Mereka pergi bermain dirumah suci tanpa mengajakku. Hari itu mereka asyik bermain dirumah suci, dan memetik buah rambutan mini. Di pekarangan belakang rumah suci ada beberapa pohon rambutan. Dan mempunyai rambutan mini yang ukuran buahnya kecil-kecil, tidak seperti rambutan biasa pada umumnya.
Dan setelah puas memetik sekaligus makan rambutan, mereka pergi ke samping rumah suci sebelah timur. Entah pada ngapain mereka disitu, karena disitu masih ada lahan kosong beserta sebelahnya sawah. Area ini tepat berada diseberang jalan bangunan posyandu yang terkenal angker itu. Jika kalian baca cerita “siapa yang menyapu?” dan “maraton horor” pasti tahu posisi tempatnya.
Nah ketika sedang asyik di situ,tiba-tiba riri dan ayu adiknya menemukan sebuah boneka cantik. Boneka itu terlihat masih bagus. Akan tetapi ketika riri melihat matanya, seakan boneka cantik itu seperti hidup atau mempunyai nyawa.
“Jangan diambil boneka itu!” kata suci.
“Memang kenapa?” kata riri.
“Ya pokoknya jangan” jawab suci.
Tapi ketika riri merebut boneka cantik itu dari tangan ayu adiknya. Si ayu malah merengek untuk memintanya dan ingin membawa pulang boneka itu. Karena ayu orangnya manja dan harus diturutin permintaannya, sehingga riri membiarkannya untuk membawa pulang. Saroh dan suci hanya diam saja. “Ya sudah terserahlah, tapi jika nanti ada apa-apa jangan salahkan saya” kata suci.
Pas ayu sedang asying menimang-nimang boneka cantik itu, dan mengangkatnya dengan kedua tangannya keatas kepala. Tiba-tiba! Ada suara “cetuk”, argh, aduh sakit! *Hiks, hiks kata ayu Yang tiba-tiba menjerit dan berteriak, lalu menangis kesakitan sambil memegang kepalanya yang berdarah.
“Ada apa dik?” tanya riri yang merasa kebingungan sekaligus takut melihat adiknya berdarah banyak.
“Boneka itu, boneka cantik itu kak, dia berat banget dan jatuh dikepalaku” kata ayu sambil menangis.
Saat riri, maysaroh dan suci melihat boneka itu yang sudah dibuang oleh ayu. Tiba-tiba mereka melihat mulut boneka itu ada darah ayu, dan terlihat sambil tersenyum. Sontak mereka semua berlarian dan menuju sebelah rumah suci. Lalu menumpang kekamar mandi milik tetangga suci untuk membersihkan luka ayu. Kemudian maysaroh dan riri beserta adiknya pulang. Dan selang 3 harinya, mereka mengajakku untuk mengambil rambutan, kebetulan rumah suci berada dibelakang SD.
Kami memetiknya ber-5 bareng, karena ada aku dan eka (kecuali ayu karena belum sekolah). Selesai memetik, riri dan saroh mengajakku kesebelah timur rumah suci. Entah kenapa mereka mengajak aku dan eka kesana. Saat sudah sampai, mereka bercerita dan sambil mencari-cari boneka cantik itu. Tentu saja aku dan eka penasaran dan ingin melihat boneka itu. Akan tetapi kami tidak menemukannya.
“Mungkin kemarin sudah diambil orang wetan (timur desa), karena aku lihat dari jendela ada beberapa anak disini” kata suci.
“Ya, sayang ya, padahal kami ingin pastikan milik siapa boneka itu” kata riri dan saroh.
“Sudahlah, aku saja menemukan boneka itu disini, dan aku kelonin, tapi setiap malam, seperti ada yang mengikutiku” kata suci.
“Terus, kamu tahu siapa pemiliknya?” kata riri.
“Aku tidak tahu, mungkin itu adalah boneka milik anak belanda yang dulu tinggal diarea sini” jawab suci.
“Ah masa iya, jika itu boneka zaman dulu, terus kenapa masih terlihat bagus dan ada dizaman sekarang?” kata saroh.
“Ya mana saya tahu! Tapi didalam mimpiku, aku sering mimpi buruk dan didatangi anak kecil seusia ayu, dan dia minta bonekanya untuk dikembalikan padanya, itu sebabnya aku melarang kamu riri untuk tidak mengambilnya” kata suci panjang lebar.

sumber :http://cerita-hantu.com/boneka-cantik/

KESURUPAN MASSAL SAAT PERSAMI

KESURUPAN MASSAL SAAT PERSAMI

Assalamualaikum, *han namaku afifah yolanda putri biasa dipanggil fifah kali ini aku akan nulis pengalamanku yang kedua ok langsung saja kecerita. Saat itu sekolahku mengadakan persami, kebetulan aku menjadi panitia yang mengurus jalan acaranya persami. Langsung saja, pada saat itu mulai jam 17.00 sore, kami menyiapkan api unggun dan sampai jam 23.30 malam semua berjalan lancar.
Dan saya menyuruh adik kelas untuk tidur, kebetulan hari itu hujan jadi semuanya tidur dikelas 1 jam pun berlalu. Tiba-tiba keanehan pun terjadi, salah satu adik kelasku ada yang kesurupan. Suasana pun menjadi tegang, aku dan teman-temanku kebingungan siapa yang bisa ngobatin adik kelasku. Akhirnya aku pun memutuskan untuk mengobati adik kelasku dan mengambil apapun resikonya.
Memang aku pernah belajar ilmu kayak gitu sama bokapku, tapi cuman dikit sih, *hehe. Balik kecerita, aku pun mengobati adik kelasku. Dan alhamdulilah adik kelasku pun sadar. Tapi anehnya makin banyak yang kesurupan. Aku kebingungan, aku merasa bersalah, aku takut adik kelasku gak bisa ditolong, mana guru-guru gak ada.
Aku mengeluarkan semua kemampuanku dan semua pun bisa disadarkan tinggal satu adik kelas yang belum sadar dan dia itu susah disadarkan. Aku berusaha untuk menyembuhkannya dan tiba-tiba muncul sosok hitam tinggi, aku kaget ngelihatnya, keringat dingin pun membasahi seluruh tubuhku sambil berdoa dan memegang jempol kaki adik kelas, aku pun tidak kuat lagi dan akhirnya aku pun pingsan.
Setelah sadar aku berada di UKS . Hal yang pertama saya omongkan adalah tentang kesurupan adik kelasku dan aku pun bertanya kepada temanku.

sumber :http://cerita-hantu.com/kesurupan-massal-saat-persami/

ANAK NILA

ANAK NILA

Aku gak tahu, semenjak di mimpikan almarhum (alm) kakekku di cerita “hadiah ulang tahun pertama di umur yang ke 17” hidupku terasa berbeda 360 derajat. Berbeda sekali. Awalnya aku merasa ketakutan yang luar biasa sampai sakit dan masuk rumah sakit karena demam tinggi akibat ketakutan, tapi setelah hampir kurang lebih 6 tahun aku menjalani ini, aku merasa biasa saja dan malah merasa senang bisa memiliki teman baru yang tinggal di alam yang berbeda, seperti Oi dan penjaga rumahku si setan usil alias susil.
Ternyata mereka (makhluk astral) itu seperti manusia juga, yang penuh dengan segudang aktivitas. Di awal aku bisa ngelihat dan papa bilang kalau aku ini adalah seorang “anak nila” alias anak indigo dari turunan kakek, aku gak percaya begitu saja tadinya, mungkin hanya halusinasiku saja semua ini dan aku gak pernah memperdulikannya. Tapi setelah aku menjalankan kehidupanku dengan keistimewaan ini, aku baru sadar kalau aku memang anak nila.
Aku merasa yakin kalau aku anak nila karena aku sempat search di google, selalu membaca buku tentang spritual dan banyak bertanya sama kek To’i. Apakah aku benaran anak nila? Apakah ini semua hanya imajinasi? Siapakah aku sebenarnya? Ternyata terjawab sudah kalau aku ini anak nila alias indigo dari kelakuanku dan kehidupan sehari-hari yang sebelumnya tak pernah ku sadari.
1. Aku orangnya kepo-an banget, selalu ingin tahu segala sesuatu apapun dan selalu bertanya tentang hal-hal di luar nalar manusia (papa yang bilang).
2. Aku sewaktu SMA menjadi juara umum, padahal sewaktu SMP paling aku cuman masuk 10 besar saja, sukur-sukur pernah juara 3. Entah kenapa semenjak SMA peningkatan otakku bertambah menjadi lebih baik. Sekarang semenjak duduk di bangku perkuliahan, aku selalu mendapatkan nilai A+ atau A tidak pernah B apalagi C.
3. Aku memiliki tanda lahir di bagian punggung bewarna kelabu, yang awalnya aku menganggap itu hanya tanda lahir biasa. Tapi ternyata alm kakek juga punya tanda lahir ini tapi di bagian paha (kata papa).
4. Aku orangnya pendiam dan malas berbicara dengan orang. Aku hanya berbicara kalau ada pentingnya saja. Dan banyak orang-orang yang belum mengenalku, mereka mengatakan kalau aku ini dingin pada orang-orang. Aku senang bercerita dengan benda mati, seperti membuat cerita di laptop ataupun aku sering banget curhat dengan Oi.
5. Aku orangnya suka bosanan sesuatu hal dan selalu sebagai pemberontak sampai-sampai sewaktu SMA dan kuliah ini, guru dan dosenku pernah menghukumku karena menilai apa yang mereka katakan 50 persen salah ketimbang analisis dariku sendiri. Sampai-sampai aku pernah di cap sebagai “pemberontak” di SMA. Kenapa? Aku benar kok. Analisisku ini gak salah dan aku bisa membuktikannya.
Orang menganggapku lain. Aku merasa aku biasa saja. Tapi entah kenapa orang-orang (yang belum mengenalku) melihat aku pertama kali merasa aneh dan mereka pernah bilang kalau aku gila karena sering ketawa sendiri, cerita sendiri ataupun ngobrol sendiri. Padahal kala itu aku selalu berdua bahkan bertiga. Tapi gak ada seorang pun yang melihatku dan menganggapku kurang waras bahkan sampai detik ini.
Bagi orang-orang yang sudah mengenalku, kalau aku berbuat aneh dan di luar akal maka mereka sudah tahu kenapa. Itu sebabnya mereka (orang-orang yang mengenalku) selalu bilang “sudah dulu ya, aku/kami mau ngobrol dengan Gina” maka berakhirlah obrolanku dengan mereka (makhluk astral).
Alm kakekku bisa melihat makhluk astral dan juga bisa melihat masa lalu orang yang belum pernah di kenal dan mengenalnya hanya dengan memegang tangannya, maka dapatlah kakekku mengetahui masa lalu orang tersebut. Tapi tidak dengan keistimewaan melihat masa depan atau memprediksi sesuatu yang akan terjadi, kakekku tidak bisa.
Aku mulai mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan untukku, karena selain aku dapat teman baru dan baru lagi aku juga tahu mana orang-orang yang tulus padaku dan mana orang-orang yang modus padaku. Hanya dengan melihat pergerakan matanya aku sedikit banyaknya bisa membaca hatinya. Terima kasih telah membaca ini. Dan bagi kalian yang “Anak Nila” kalian bukanlah berbeda, kalian sama seperti halnya manusia pada umumnya. Kalian itu is-ti-me-wa. Sekian, Bye-bye.

sumber :http://cerita-hantu.com/anak-nila/